• Berita
  • Fenomena War Takjil Menjadi Bentuk Toleransi Baru Umat Beragama

Fenomena War Takjil Menjadi Bentuk Toleransi Baru Umat Beragama

Caption: Kondisi Pasar Ramadhan GOR Segiri(Adakah.id)

Judul: Fenomena War Takjil menjadi bentuk toleransi baru umat beragama

ADAKAH.ID, SAMARINDA – Fenomena War Takjil menjadi bentuk toleransi baru umat beragama yang ada di Samarinda. Istilah War Takjil sendiri adalah istilah baru yang di trendkan oleh warganet Indonesia.

War Takjil adalah sebuah istilah yang digunakan untuk membeli jajanan makanan yang dijajakan selama bulan Ramdhan untuk berbuka puasa. Namun belakangan pembelian takjil ini tidak hanya dilakukan oleh masyarkat muslim, malainkan masyarkat non muslim juga turut berburu takjil selama Bulan Ramdahan ini.

Seperti yang terjadi di Pasar Ramadhan GOR Segiri Samarinda. Maria (52) merupakan salah satu pengunjung Pasar Ramadhan GOR Segiri Samarinda yang non muslim. Dia mengaku sangat senang berbelanja di Pasar Ramdhan dikarenakan olahan makanan yang bervatiatif di satu tempat (28/03/2024).

“Saya cukup sering kesini Pasar Ramadhan GOR Segiri Samarinda karena apa yang dijual disini sangat bervariatif. Jadinya kita bisa memilih-milih makanan yang cocok dengan selera kita hari ini,” terang Maria.

Perempuan etnis Tionghoa ini juga menyatakan kegembiraannya atas Bulan Ramadhan ini.

“Saya cukup senang kalau masuk Bulan Puasa, karena saya dengan Suami biasanya menghabiskan waktu sore kita untuk berkeliling pasar-pasar Ramadhan yang ada di Samarinda. Ya hitung-hitung jalan-jalan sambil jajan,” katanya dengan sedikit nada bercanda.

Menurut Perempuan yang memeluk Agama Kristen ini, ada beberapa item makanan yang susah didapatkan di luar Bulan Ramadhan.

“Biasanya kan Orang Islam itu buka puasanya dengan kue-kue talam, nah itu kan agak susah yah di dapat kalau diluar Bulan Puasa. Karena sedikit peminatnya diluar Bulan Puasa. Saya dengan Suami cukup senang dengan kue-kue Talam itu,” Ungkapnya.

Selain itu juga Maria menjelaskan bahwa ketika telah berbuka item-item makanan itu akan dijual dengan harga yang sangat murah.

“Bisanya juga kalau habis buka puasa itu kan banyak makanan-makanan yang masih belum laku. Nah makanan yang belum laku itu sering dijual dengan harga murah. Istilahnya sih harga sore,” jelasnya.

Tak hanya Maria saja, Hans juga merupakan seorang yang memeluk Agama Kristen mengaku cukup senang berburu kuliner di Pasar Ramadhan.

“Senang sih, karena kalau Bulan Puasa banyak orang yang jualan makanan. Sekaligus juga bawa keluarga jalan-jalan sore sambil jajan,” ucapnya.

Terpisah, Ferra Feronika selaku Pedagang yang ada di Pasar Ramadhan GOR Segiri mengaku cukup senang dengan fenomena “War Takjil” ini karena bisa meningkatkan omset penjualaannya selama Bulan Ramadahan ini.

“Saya cukup senang dengan adanya fenomena ini (War Takjil,red) karena makin banyak orang yang beli makanan di lapak-lapak kami di Pasar Ramadhan ini,” pungkasnya. (Kal El)

.

MASUKAN KATA KUNCI