Sumpah Pemuda dan Anti Kolonial

Caption: Ali Akbar Muhammad(Adakah.id)


Opini ; Ali Akbar Muhammad (Penulis Buku Revolusi Kaum Tertindas)

ADAKAH.ID – Jauh sebelum momentum bersejarah Sumpah Pemuda 1928, fondasi untuk Indonesia merdeka telah diletakkan oleh para perintis awal. Salah satu tokoh sentral adalah Sang Pemula, Tirto Adhi Soerjo. Bersama istrinya, Prinses Van Kasiruta, yang berasal dari Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, mereka telah membangun pilar-pilar awal pergerakan kebangsaan.

Tirto Adhi Soerjo mempelopori berdirinya organisasi modern pertama, Sarekat Priyayi, sekaligus mendirikan koran nasional pertama, Medan Priyayi. Secara paralel, Prinses Van Kasiruta juga turut andil dalam membangun kesadaran publik dengan menerbitkan koran Poetri Hindia.

Dari terobosan mereka inilah, kemudian menjamur berbagai organisasi modern lainnya. Puncaknya, rakyat membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai ini merupakan organisasi politik pertama yang berani menyematkan kata “Indonesia” dalam namanya dan secara terbuka melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme melalui Pemberontakan 1926-1927.

Bahkan sebelum Kongres Pemuda pertama dan kedua dilaksanakan, para pemuda yang beraliran komunis dan revolusioner telah mengambil langkah nyata. Mereka dengan gagah berani menyatu dengan rakyat, mengobarkan pemberontakan untuk melepaskan Indonesia dari cengkeraman kolonial. Meskipun pemberontakan ini akhirnya digagalkan oleh pemerintah kolonial, semangat dan pengorbanan mereka tidaklah sia-sia.

Momentum perlawanan 1926-1927 itu menjadi fondasi yang memperkuat semangat persatuan nasional. Semangat ini kemudian menjalar dan menemukan bentuknya yang lebih terstruktur dalam Pertemuan Pemuda Pertama (Kongres Pemuda I) pada tahun 1926 (30-2 Mei) dan puncaknya pada Kongres Pemuda Kedua tahun 1928 (27-28), yang melahirkan hasil KEPOETOESAN KONGRES PEMOEDA yang kemudian dimitoskan menjadi ikrar legendaris, Sumpah Pemuda.

Dengan jujur kita harus mengakui hal ini agar tidak melupakan sejarah yang utuh. Kemerdekaan Indonesia juga disemai oleh kontribusi dan pengorbanan besar dari berbagai elemen, termasuk kaum komunis, sosialis, dan marxis. Perspektif Marxis-lah yang pada masanya berhasil membangkitkan kesadaran rakyat terjajah, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia, untuk menyadari bahwa mereka sedang dieksploitasi dan harus berjuang untuk pembebasannya. Memahami narasi sejarah yang lengkap dan kompleks ini adalah kunci untuk menghargai perjalanan bangsa kita seutuhnya. (***)

MASUKAN KATA KUNCI
Search

BERITA

MODE

ADA+