ADAKAH.ID, SAMARINDA – Masih terdengar alunan musik instrumen klasik di area itu. Seperti ingin memberikan energi tambahan saat bekerja, tiba-tiba seorang pria menjerit “setrum” beberapa kali. Disusul rekan kerjanya yang tercengang melihat tubuh pria itu rubuh dan menjadi kaku. Mustakim sudah tewas tersengat aliran listrik.
Hari itu, Mustakim (26) dan Supalal (50), mereka berdua sedang mengerjakan proyek di samping kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), di jalan Dahlia, komplek Balaikota Samarinda.
Di tengah suasana tegang itu, alunan musik klasik dengan melodi Saxophone masih terdengar. Rupanya suara itu berasal dari gawai Mustakim, seperti sengaja dimainkan mengiringi pekerjaan menyiapkan bakal pondasi proyek tersebut. Gawai itu disandarkannya pada dinding pagar tower pemancar (BTS) di area itu.
Supalal, pria setengah abad itu menuturkan, mereka berdua hendak memindahkan Bored Pile ke posisi akhir pengeboran. Keduanya bersama-sama mengangkat alat itu, namun bagian atasnya tertahan. Ternyata menyentuh kabel listrik yang menjuntai. Tiba-tiba Mustakim menjerit.
“Ternyata di atas itu kabel listriknya moncek (Bahasa Jawa: terkelupas), aku lari, dia bilang setrum setrum setrum, gitu,” ungkap Supalal masih bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek, pada Minggu (28/5/2023) sore.
Usai mengenakan bajunya, Supalal melanjutkan, saat mendengar jeritan itu ia sontak melepas genggamannya dari Bored Pile. Namun Mustakim terjebak, satu kakinya menempel pada besi yang telah menyentuh kabel listrik. Supalal panik, namun tak dapat berbuat banyak. Ia satu-satunya yang menyaksikan Mustakim tersengat hingga tubuhnya rubuh.
“Langsung gitu (tersetrum) ndak bisa dilepas, pas gitu (tangan) saya lepas, dia ndak bisa, karena kakinya nyentuh besi tiang (Bored Pile),” kata pria berbaju coklat muda.
Tubuh Mustakim tebujur kaku tepat di bawah Bored Pile, dan masih menempel. Ia hanya mengenakan celana pendek hitam. Kepalanya seperti mendongak ke atas. Kedua tangannya terkepal, yang kanan di atas perut, yang kiri menghantam tanah, urat nadinya tampak mengencang. Instrumen klasik Saxophone dari gawainya masih mengiringi. Layaknya adegan kematian pada film-film.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 15.30 Waktu Indonesia Tengah. Usai menerima informasi, Tim relawan Inavis bersama PMI, dan relawan kemanusiaan Samarinda lainnya mengarah ke lokasi kejadian perkara. Petugas PLN sudah memastikan area tersebut aman. Kemudian, jasad Mustakim dimasukan ke dalam ambulan untuk dibawa ke Rumah Sakit Abdoel Wahab Syachranie Samarinda. Sementara itu polisi masih menyelidiki penyebab peristiwa ini.
Musik instrumen klasik dengan alunan Saxophone itu akhirnya berhenti.
Sebagai informasi, proyek tersebut berada tepat di sisi kanan dari gerbang masuk kantor BPKAD Samarinda. Dari plang yang terpasang, proyek itu adalah pekerjaan pembangunan Gedung Parkir dan Sanpras Kantor BPKAD Samarinda. Waktu kerja 150 hari. Nilai kontrak Rp3.800.469.000 (termasuk PPN & PPH). Sumber dana dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2023. Supervisi CV Afril Perdana Consultan. Pelaksana CV Brazyl Bersaudara.
(Sam)