ADAKAH.ID, – JAKARTA – Kongres Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI) sukses dihelat selama dua hari mulai dari Sabtu dan Minggu (21-22/12/24) di Convention Hall Kawasan KBN Cakung, Cilincing, Jakarta Utara.
Terpilih secara musyawarah mufakat, Sri Rahmawati sebagai Ketua Umum, lalu Tati Balasteng menerima pengusulan peserta kongres untuk menjadi Wakil ketua umum, dan Ari Widyatari diusulkan sebagai Sekretaris Jendral, Ari Widyatari.
Sri Rahmawati menjelaskan tanggung jawab memimpin Federasi Serikat yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera Utara, Maluku Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur bukanlah hal mudah.
“Terima kasih kepada kawan – kawan yang percaya dengan memberikan tanggung jawab besar ini kepada saya,” kata Rahma berpidato.
Lanjut mantan Ketua Pengurus Basis (PB) / PUK PT Amos – Garmen itu menyebut tidak pernah bermimpi, untuk memimpin Federasi Serikat Buruh yang sebarannya 20 Pengurus Pabrik.
Kesempatan terpilih di posisi strategis ini bakal dilakoninya dengan optimal bersama dengan struktur pengurus yang akan disusun bersama, dengan semangat perjuangan kelas pekerja. Sesuai dengan tema Kongres FSBPI – KPBI bergerak dan Berjuang Bersama Mewujudkan Keadilan Gender, Demokrasi, dan Kesejahteraan.
“Kepengurusan DPN FSBPI adalah kolektif. Jadi semua kawan – kawan punya hak dan kewajiban sama untuk membesarkan organisasi tidak hanya di pabrik, melainkan sampai ke tingkat teritori wilayah dalam rangka memenangkan agenda perjuangan kelas pekerja di Indonesia,” imbuhnya.
Penyusunan struktur pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) akan menempatkan kawan di setiap pengurus wilayah, untuk mengisi struktur di ideologi – Politik – Organisasi dan Koperasi. Tidak main – main, 5 ribu anggota selama setahun menjadi targetnya.
Sebagai informasi, Kongres FSBPI – KPBI ke – I sebelumnya memilih Dian Septiani sebagai Ketum dan Wapresnya Jumisih, serta Sekjen DPN Damar Panca.
Sementara itu di lokasi yang sama, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah Memberikan apresiasi kepada FSBPI yang sudah menghelat kongres keduanya. FSBPI salah satu penggerak politik khususnya di Jakarta Utara.
Embrio FSBPI lahir dari kawasan KBN Cakung. Perjuangannya tidak bisa dianggap remeh. Punya sejarah memogokkan kawasan di Jakarta Utara, bahkan ikut menjadi motor solidaritas di kawasan Industri lainnya dalam memperjuangkan upah layak,” paparnya.
Perjalanan perjuangan Serikat Buruh selama 26 tahun setelah reformasi masih berdenyut hingga kini, dari Serikat Buruh KBN Jakarta Utara kerap melakukan pemogokan kawasan dan nasional.
Sebagaimana dirasakan saat ini, kesejahteraan kaum buruh tidak kunjung datang.
Dengan persatuan seluruh Serikat Buruh, Federasi dan Konfederasi sepanjang 26 tahun belakang menunjukkan eksistensi di lapangan ekonomi dan politik.
Baru – baru ini, kemenangan unsur Serikat buruh menentang UU Cipta kerja, bersama Partai Buruh lewat Judisial Rewiew (JR) keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yakni dicabutnya 21 pasal kluster ketenagakerjaan, UU Cipta Kerja Tahun 2021 memberikan angin segar bagi masa depan keluarga kelas pekerja di Indonesia.
“Perjuangan meubah sistem yang lebih baik harus kita lakukan secara konsisten, baik dari dalam maupun luar,” terangnya.
Kemenagan ini menandakan lembaga legislatif – DPR wajib membuat UU baru paling lambat 2 tahun setelah keputusan MK muncul. Regulasi sapu jagat atau Omnibuslaw yang merugikan posisi hubungan industri. Dengan begitu, seluruh serikat buruh harus ikut terlibat dalam proses penyusunan UU Ketenagakerjaan yang lebih memastikan kesejahteraan Buruh terjamin secara hukum.
“Kita punya tanggung jawab untuk menyusun UU yang berpihak kepada kaum buruh. Khususnya FSBPI, wajib memulai dan memastikan konsep besar persatuan kelas pekerja,” tegasnya.
Turut hadir solidaritas organisasi seperti Perempuan Mahardhika, Komite politik nasional, SGMN, KASBI, LMID dan FSP2KI, FBTPI serta SBPI. Unsur lainnya memberikan dukungan kepada kepemimpinan baru FSBPI – KPBI, yaitu LYON, Perserikatan Sosialis dan Pelangi (*)